KECAMATAN “BOGOR SELATAN“, KOTA BOGOR, JAWA BARAT – INDONESIA
ᮘᮧᮌᮧᮁ ᮊᮤᮓᮥᮜ᮪, – Bogor Kidul
Kode Kemendagri: 32.71.01
Bermula terdiri dari 4 kelurahan (Batutulis, Bondongan, Empang, dan Lawanggintung), dan pada Tahun 1995, beberapa desa di Kecamatan Ciawai, Cijeruk, dan Ciomas daerah Kabupaten Bogor masuk menjadi bagian dari Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Hingga pada tahun 2000 sampai saat ini, Bogor Selatan menjadi berjumlah 16 kelurahan (23,5% dari total desa/kelurahan di Kota Bogor: 68) dengan luas area adalah 30,5 km2 ( 25,7 % dari luas Kota Bogor: 118,8 km2) dan saat ini jumlah penduduknya mencapai 216.501 jiwa. Jumlah pemilh tetap untuk Pemilu 2024 berjumlah 155.262 jiwa (71,7% dari total penduduk Bogor Selatan, atau 19,4% dari total penduduk Kota Bogor: 800.181jiwa). 89,2% pemilihnya berusia produktif (17 – 64 Tahun) berjumlah 140.180 jiwa, dan 10,8% nya pemilih berusia tidak produktif (64 Tahun ke atas) berjumlah 15.085 jiwa. Untuk pemilih tetap berusia (17 – 42 Tahun) yang merupakan bagian dari generasi Y (Milenial) dan generasi Z (Zilenial) adalah 57%.
Nama Kelurahan (Jumlah Pemilih Tetap Pemilu 2024)
- BATUTULIS (8.052)
- BONDONGAN (11.228)
- EMPANG (13.719)
- LAWANGGINTUNG (5.984)
- PAMOYANAN (12.495)
- RANGGAMEKAR (11.845)
- MULYAHARJA (17.167)
- CIKARET (15.876)
- BOJONGKERTA (7.914)
- RANCAMAYA (5.460)
- KERTAMAYA (4.998)
- HARJASARI (10.215)
- MUARASARI (8.431)
- GENTENG (7.078)
- PAKUAN (4.222)
- CIPAKU (10.581)
SD
Negeri: 1 (SMAN 4 – Empag)
Swasta: 9 (SMAS Cahaya Rancamaya – Bojongkerta, SMA Desa Semesta – Ranggamekar, SMAS Ananda – Batutulis, SMAS Bhakti Insani – Batutulis, SMAS Mardi Yuana – Bondongan, SMAS Muhammadiyah – Empang, SMAS PUI – Bondongan, SMAS Tunas Harapan – Empang, SMA YPH Plus – Genteng)
SMK
Negeri: 1 (SMKN 4 – Muarasari)
Swasta: 10 (SMKS Insan Mutiara Awani Bangsa – Bojongkerta, SMKS Niba Business School Bogor – Empang, SMKS Nur Rohmah – Mulyaharja, SMKS Putra Harapan Bogor – Pamoyanan, SMKS UMMI Bogor – Empang, SMKS Dasa Semesta Bogor – Ranggamekar, SMKS Grafika Desa Semesta – Ranggamekar, SMKS Bhkati Insani Bogor – Batutulis, SMKS Bhakti Taruna 1 Bogor – Muarasari, SMKS Bhakti Taruna 3 – Muarasari)
SLB
Negeri: 1 (SLBN 1 – Rancamaya)
Swasta: 2 (SLBS B-C Al Irsyad Al Islamiyyah – Empang, SLBS Fitria – Harjasari)
OBJEK WISATA
1. Kampung Tematik Mulyaharja
2. Kampung Wisata Air Cadas, Genteng
3. Camping Ground
4. Perternakan Domba, Pamoyanan
5. Agrowisata
6. Kampung Duren
7. Kampung Cerdas Ramah Anak, Empang
8. Kampung Sunda, Batu Tulis
ISU PROBLEMATIKA DI BOGOR SELATAN
- Januari 2023, Permasalahan Hutang-Piutang Toko PD. Makmur Najah untuk Material Bangunan yang digunakan untuk Pembangunan Proyek GOR Bogor Selatan yang sejak diresmikan oleh Walikota Bogor (Bima Arya), menyisakan permasalah tersebut. hingga dijanjikan oleh Ketua KONI Kota Bogor (Benninu Argoebie) akan membantu bayar senilai Rp 50 juta, namun kenyataannya janji itu diingkar. Ternyata dibelakang itu karena akibat salah satu perusahaan penyedia barang pemenang proyek CV. Emmasindo (Afriyatna) yang 100% sudah dibayar oleh Pemerintahan Kota Bogor tidak melakukan pembayaran kepada Toko PD. Makmur Najah yang materialnya untuk pembangunan GOR Bogor Selatan diambil dari sana, hanya dari Rp 235 juta baru terbayar Rp 100 juta kepada PD. Makmur Najah yang saat itu tidak ada kontrak kerjasama secara tertulis sehingga muncullah kasus ini karena kurang bayar.
- Minimnya Sekolah Negeri untuk Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Pertama yang saat ini hanya memiliki 1 SMA yang itupun hanya bisa mengakomodir warga di kelurahan Empang, Bondongan, Ranggamekar, dan 4 SMP, yang itu semua tidak akan mampu menampung siswa yang tersebar di 16 kelurahan dalam kecamatan Bogor Selatan dan ini sudah lama terjadi, namun Pemerintahan Kota Bogor hanya bisa mengusulkan rencana dan anggaran pembangunan sekolah di wilayah Kota Bogor kepada Pemerintahan Provinsi Jawa Barat. Dampak masalah ini, 1) Warga Bogor Selatan hanya bisa memilih untuk mendaftar ke sekolah yang berada di kecamatan lain; 2) Banyak siswa yang tidak memiliki kesempatan mengemban pendidikan berbasis negeri; 3) Arus perjalanan warga Bogor Selatan ke luar wilayah kecamatan lain diwaktu tertentu menimbulkan kemacetan panjang; 4) Menimbulkan opini publik atas pendidikan yang tidak merata karena beberapa sekolah negeri yang dicap favorit.
- Terdapat saluran drainase dari 5 titik genangan yang berpotensi akan mengakibatkan banjir karena kapasitas saluran yang terlampui, dan terjadi pengendapan di dalam saluran karena sampah. Saluran drainase itu berada di 2 kelurahan Bogor Selatan (Lawanggintung dan Batutulis), 4 jalur drainase di kelurahan Lawanggintung, dan 6 jalur drainase di kelurahan Batutulis, dimana perlu adanya pelebaran dan pemeliharaan dengan pengerukan sampah di dalam saluran. Pelebaran dimensi saluran dilakukan dengan mengubah dimensi eksisting yaitu dari 0,3 dan 0,8 m menjadi 0,6 m; 0,8 m; dan 1,2 m. Guna mengurangi debit limpasan yang terlampaui di daerah genangan dilakukan perencanaan sumur resapan dan konservasi sumber daya air. Perencanaan sumur resapan dengan kemampuan mengurangi debit di Kelurahan Lawanggintung sebesar 53,74% dengan jumlah 4.689 dan Kelurahan Batutulis sebesar 54,18% dengan jumlah 1.152. Konservasi sumber daya air dengan adanya biopori dibutuhkan sebanyak 1.516, sedangkan untuk pemanenan air hujan kemampuan mengurangi debit yaitu sebesar 55,13% untuk Kelurahan Lawanggintung dan 58,01% untuk Kelurahan Batutulis dari debit limpasan total. Kota Bogor rata-rata curah hujan 3.500 – 4.000 mm dengan kelembapan udara 70%, dan kecamatan Bogor Selatan dilewati Daeah Aliran Sungai (DAS) Ciliwiung, dan DAS Cisadane.
LAINNYA
- Terdapat garis kemiskinan di warga Bogor Selatan yang masih miskin dan secara akumulasi terbanyak se-Kota Bogor. Kecamatan ini sangat unik, selain tercatat paling banyak bencana alamnya.
Secara menyeluruh untuk pendudukmiskin di Kota Bogor berada ditingkat 7, 10% (79,2 ribu jiwa).